Pengertian Ketahanan Nasional, Ketahanan Nasional sebagai Wujud Geostrategi, dan Astagatra
Salam
Santun.
Semangat
Pagi!!! Hay, sahabat MME. Jumpa lagi dengan postingan saya di website/blog https://mmeaddres1922.blogspot.com/.
Sebelumnya
penulis berterima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Rekam jejak Anda dengan
meninggalkan “komentar” di kolom komentar, boleh berupa kritik, saran, pesan,
maupun kesan Anda terhadap postingan kali ini.
Silahkan mencari informasi ataupun inovasi
di blog ini. Jangan lupa untuk berbagi atau “share” jika postingan saya dirasa bermanfaat.
Ok,
sahabat MME. Kali ini saya akan sedikit membahas tentang “Geostrategi:
Pengertian Ketahanan Nasional, Ketahanan Nasional sebagai Wujud
Geostrategi, dan Astagatra”.
Selamat membaca!
GEOSTRATEGI
(lanjutan 1)
KETAHANAN NASIONAL
Setiap
bangsa dalam mempertahankan eksistensi dan mewujudkan cita-citanya perlu
memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geopolitik bangsa
Indonesia diterjemahkan dalam konsep wawasan nusantara, sedangkan geostrategi
bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsep ketahanan nasional.
Kunjungi juga:
Geostrategi (Pengertian Geostrategi dan Perkembangan Geostrategi di Indonesia)
di [sini]
Geostrategi lanjutan 1 (Pengertian Ketahanan Nasional, Ketahanan
Nasional sebagai Wujud Geostrategi, dan Astagatra) di [sini]
Geostrategi lanjutan 2 (Hubungan Geopolitik dan Geostrategi, Peran
Indonesia sebagai misi Perdamaian Dunia, Peran IPTEK pada Geostrategi, dan Data
Geostrategi Indonesia) di [sini]
A.
Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan
Nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. (Lemhannas, 2002 :
98).
Ketahanan
nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam
berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap aspek di dalam tata kehidupan nasional
relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit
dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata
kehidupan nasional itu diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek
kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan
nyata, melalui suatu kesepakatan dari hasil analisa mendalam yang dilandasi
teori hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan manusia/masyarakat dan
dengan lingkungan.
Selain
itu, apabila dilihat dari paradigma ketatanegaraan Negara Republik Indonesia,
maka Ketahanan Nasional (Tannas) merupakan salah satu konsepsi politik dari
Negara Republik Indonesia. Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsep
geostrateginya bangsa Indonesia. Geostrategi adalah suatu cara atau pendekatan
dalam memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional.
Terdapat
tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional, yaitu
sebagai berikut.
1.
Ketahanan Nasional sebagai Kondisi
Keadaan
atau kondisi ideal demikian memungkinkan suatu Negara memiliki kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman
dan gangguan bagi kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan.
2.
Ketahanan Nasional sebagai Sebuah Pendekatan
Ketahanan
nasional menggambarkan pendekatan yang integral yang dalam arti pendekatan yang
mencerminkan antara segala aspek/isi, baik pada saat membangun maupun pemecahan
masalah kehidupan.
3.
Ketahanan Nasional sebagai Doktri
Sebagai
doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukan dalam GBHN agar
setiap orang, masyarakat, dan penyelenggara Negara menerima dan menjalankanya.
B.
Latar Belakang Ketahanan Nasional
Secara
konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh:
1.
Kekuatan apa yang ada pada suatu
bangsa dan negara sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2.
Kekuatan apa yang harus dimiliki
oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu mampu mempertahankan
kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai gangguan, hambatan, dan
ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
3.
Ketahanan atau kemampuan bangsa
untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan (regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea
of change).
C.
Asas Ketahanan Nasional
Asas
Ketahanan Indonesia adalah taat laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari:
1.
Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak
dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia 8 yang mendasar dan esensial,
baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan
asas dalam sistem kehidupan nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada
padanya.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan
dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak
mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak boleh
mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter
tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.
2.
Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap
aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk
perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa
secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif
integral).
3.
Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan
segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem
kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam
prosesnya dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun
negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam dan ke luar.
a. Mawas
ke Dalam
Mawas
ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional
itu sendiri berdasarkan nilai-nilai
kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian
bangsa yang ulet dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional
mengandung sikap isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
b. Mawas
ke Luar
Mawas
ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi
dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan
adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk
menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan
kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan
daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan.
4.
Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan,
kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan
kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
antagonistik yang saling menghancurkan.
D.
Sifat Ketahanan Nasional
Sifat-sifat
Ketahanan Nasional Indonesia sebagai berikut.
1.
Mandiri
Ketahanan
nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2.
Dinamis
Ketahanan
nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat dan menurun, tergantung pada
situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya.
3.
Wibawa
Makin
tinggi tingkat ketahan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan
dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara Indonesia.
4.
Konsultasi dan Kerjasama
Konsep
ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat konfrontatif dan
antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi
lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
E.
Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1.
Kedudukan Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa
Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan secara
berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin
diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan
UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
2.
Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami
untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola
kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat interregional (wilayah), intersektoral
maupun multidisiplin. Konsep
doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak
(sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan
timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam
cita-cita nasional.
Ketahanan
nasional juga berfungsi sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada
hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional
disegala bidang dan sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai
dengan rancangan program.
F.
Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Sunarso dan Kus Edi Sartono (dalam Drs. H. Endang
Saelani Sukarya dkk, 2002:68-69) mengatakan bahwa unsur-unsur ketahanan nasional
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.
Ketangguhan
Adalah
kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita
atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.
2.
Keuletan
Adalah
usaha secara giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.
3. Identitas
Yaitu
ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan. Negara dilihat
dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah
dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran
internasionalnya.
4. Integritas
Yaitu
kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial
maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
5. Ancaman
Yang
dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal dan politis.
6.
Tantangan
Yaitu hal atau usaha yang bersifat menggugah
kemampuan. Biasanya ini terjadi karena sesuatu kondisi yang memaksa sehingga
menyebabkan seseorang atau kelompok orang merasa harus berbuat sesuatu untuk
menghadapi keadaan yang disebabkannya.
7.
Hambatan
Adalah hal atau usaha dari diri sendiri yang bersifat
dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
8.
Gangguan
Adalah
hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat dan bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional.
KETAHANAN
NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI
A.
Perkembangan
Konsep Pengertian Tannas
1.
Gagasan Tannas oleh Seskoad
tahun 1960-an.
Tannas adalah pertahanan wilayah oleh seluruh
rakyat.
2.
Gagasan Tannas oleh Lemhanas
tahun 1963-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional
dalam menghadapi segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan
bangsa Indonesia.
3.
Gagasan Tannas oleh Lemhanas
tahun 1969-an.
Tannas adalah keuletan dan daya tahan nasional
dalam menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan
bangsa Indonesia.
4.
Gagasan Tannas berdasar SK
Menhankam/Pangab No. SKEP/1382/XII/1974.
Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang
langsung ataupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional
B.
Gagasan Tannas
Menurut GBHN 1978-1997
Tannas adalah kondisi dinamis yang
merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada
hakikatnya, tannas adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
C.
Hakikat
Ketahanan Nasional
Pada
hakikatnya ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup dan tujuan negara. Hakekat konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang,
serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
Model
Alfred Thayer Mahan menjelaskan tentang konsepsi dasar ketahanan nasional
sebagai kekuatan nasional suatu bangsa, yang dapat di penuhi apabila bangsa
tersebut telah memenuhi unsur-unsur seperti letak geografi, bentuk atau wujud
bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, dan sifat
pemerintahan. Ketahanan nasional ini, tergantung pada kemampuan bangsa dan
seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta aspek sosial sebagai
landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang sifat ketahanan
nasional Indonesia.
D.
Sifat-sifat
Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan ketahanan nasional,
dilaksanakan dengan mengelola dan menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan
terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan
pengkajian ketahanan nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan
kesejahteraan.
Sifat-sifat Ketahanan Nasional adalah sebagai
berikut.
1. Manunggal
Dalam membangun ketahanan nasional adanya
kesatuan yang bersifat komprehensif-integral antara trigatra dan pancagatra. Sifat
integratif tidak mempunyai arti mencampuradikan semua aspek sosial secara
begitu saja, tetapi integrasi dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan
harmonis.
2. Mawas ke Dalam
Geostrategi/ketahanan nasional ditujukan ke
dalam diri bangsa dan negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikat
dan sifat nasionalnya.
3. Kewibawaan
Geostrategi/ketahanan nasional bertujuan untuk
mewujudkan kewibaan nasional, dan harus diperhitungkan oleh pihak lain.
4. Berubah menurut Waktu
Geostrategi/ketahanan nasional bersifat
dinamis dan dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa.
5. Tidak Membenarkan Sikap Adu Kekuasaan dan Adu Kekuatan
Konsepsi ketahanan nasional dapat dipandang
sebagai suatu alternatif lain dari konsepsi yang mengutamakan penggunaan adu
kekuasaan dan adu kekuatan yang masih dianut oleh negara-negara maju pada
umumnya.
6. Percaya pada Diri Sendiri
Geostrategi/ketahanan nasional dikembangkan
dan ditingkatkan berdasarkan sikap mental percaya pada diri sendiri. Suatu
bangsa yang merdeka dan berdaulat harus percaya dan yakin, bahwa ia dapat
mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri dengan baik dan tidak tergantung
kepada bantuan luar. Andai kata diperlukan bantuan, maka hal tersebut bersifat komplementer.
7. Tidak Tergantung pada Pihak Lain
Geostrategi/ketahanan nasional dibangun dan
dikembangkan atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek
kehidupan nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya
saing bangsa diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain. Walaupun
kebanyakan negara berkembang merupakan bekas daerah jajahan dan masih
dipengaruhi mental kolonial dan rasa tergantung kepada bekas penjajahannya
E.
Konsepsi Dasar
Ketahanan Nasional
Konsepsi ketahanan nasional
merupakan suatu konsepsi di dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan
dan keamanan yang mencangkup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan ASTAGATRA
yang meliputi aspek Alamiah (TRIGATRA), dan aspek Sosial (PANCAGATRA).
1. Model Astagatra
Model ini merupakan perangkal hubungan
bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini
dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan
kemampuannya.
Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini
menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
a.
Aspek
Trigatra Kehidupan Alamiah yang terdiri dari:
1)
Gatra
letak dan kedudukan geografi
2)
Gatra
keadaan dan kekayaan alam
3)
Gatra
keadaan dan kemampuan penduduk.
b.
Aspek
Pancagatra Kehidupan Sosial yang terdiri dari:
1)
Gatra
Ideologi
2)
Gatra
Politik
3)
Gatra
Ekonomi
4)
Gatra
Sosial Budaya
5)
Gatra
Pertahanan Keamanan
2. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif
dengan jumlah gatra cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari observasi
empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model ini ditun secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan
nasional dibina dalam kaitannya dengan negara lain. Artinya, ia menganggap
pentingnya perjuangan mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai
konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga
muncul strategi ke arah balance power.
3. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya The Influence Seapower on History mengatakan bahwa kekuatan
nasional suatu bangsa dipenuhi apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut.
a.
Letak
geografi
b.
Bentuk
atau wujud bumi
c.
Luas
wilayah
d.
Jumlah
penduduk
e.
Watak
nasional atau bangsa
f.
Sifat
pemerintahan
4. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar
sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada
hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya,
termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya.
Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai
kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara
fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula.
Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan
dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan
wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi
negara besar walaupun berteknologi maju.
KOMPONEN
STRATEGI ASTAGATRA
Komponen ini adalah komponen strategi yang
terdiri atas delapan gatra (aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat
diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi:
A.
Trigatra
Komponen trigatra adalah komponen yang
bersifat alamiah (tetap). Komponen ini meliputi tiga unsur yaitu geografi, SDA, dan kependudukan.
1. Aspek Geografi
Aspek geografi adalah aspek yang berkaitan
dengan letak kondisi bumi di mana negara berada. Pengaruh letak geografi
terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan nusantara) dan geostrategi
(ketahanan nasional).
Beberapa wawasan nasional yang tumbuh karena
pengaruh geografi adalah seperti:
a.
Wawasan
benua adalah cara pandang negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba
daratan (benua) atau yang dikanal dengan Land Locked Contry.
b.
Wawasan
bahari adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang
bersifat archipelago, tetapi negaranya sendiri
bersifat daratan.
c.
Wawasan
dirgantara adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah
dirgantara yang strategis bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
d.
Wawasan
kombinasi adalah cara pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis
negara yang memiliki wilayah daratan, lautan, dan udara yang strategis
(relative berimbang).
Dalam kaitan dengan wawasan nasional di atas,
negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut
wawasan kombinasi atau wawasan nusanta.
2. Sumber Daya Alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam sumber
daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan, yaitu:
a.
Hewani
(fauna) adalah sumber daya alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal
dari binatang (hewan).
b.
Nabati
(flora) adalah sumber daya alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang
berasal dari unsur tumbuh-tumbuhan.
c.
Mineral
(tambang) adalah sumber daya alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara
yang berasal dari eksplorsi dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam di
atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
a.
Maksimal,
yaitu prinsip pengelolaan sumber daya manusia secara menyeluruh dan
sungguh-sungguh oleh seluruh elemen bangsa dan Negara.
b.
Lestari,
yaitu prinsip pengelolaan SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup
secara berkelanjutan (substainable).
c.
Daya
saing, yaitu prinsip pengelolaan SDA yang berorientasi pada kualitas dan
kuantitas yang bisa memiliki daya saing dengan produk SDA negara asing (luar
negeri).
Untuk mengatasi kesejangangan (gap)
antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan menyusun pola pengelolaan
SDA, yaitu:
a.
Mengembangkan
IPTEK
b.
Membina
kesadaran nasional
c.
Mengadakan
program pembangunan yang serasi
d.
Mengadakan
pembentukan modal yang cukup
e.
Menciptakan
daya beli konsumen yang cukup
3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu
tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang
dianut oleh orang tersebut. Masalah yang dihadapi dalam kependudukan adalah
meliputi:
a. Jumlah Penduduk
Hal yang menjadi masalah dalam jumlah penduduk
adalah makin meningkatnya jumlah penduduk yang tidak memiliki kualitas, baik
dirinya, masyarakat, dan negara.
b. Komposisi penduduk
Komposisi penduduk adalah susunan penduduk
menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
c. Distribusi penduduk
Hal yang menjadi masalah dalam sipenduduk
adalah penyebaran penduduk yang tidak merata ke seluruh wilayah negara (tanah
air).
B.
Pancagatra
Komponen pancagatra adalah komponen yang
meliputi lima aspek ketahanan nasional dalam kehidupan sosial (intangible).
Komponen pancagatra meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan
hankam.
1.
Ketahanan di Bidang Ideologi
Ketahanan nasional yang berintikan pemahaman
dan pengalaman nilai ideologi
Pancasila yang dapat menjadi landasan sikap dan perilaku untuk mengatasi segala
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar
falsafah dan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
2.
Ketahanan Nasional di Bidang
Politik
Ketahanan nasional yang berintikan kehidupan
politik yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta
stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang
dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
3.
Ketahanan Nasional di Bidang
Ekonomi
Ketahanan nasional yang berintikan tersedianya
pangan, sandang, lapangan kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan sehingga
dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun dari
dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara
Indonesia.
4.
Ketahanan
Nasional di Bidang Sosial dan Budaya
Ketahanan Nasional yang berintikan tersedianya
pendidikan murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika,
dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya ketahanan sosial dan budaya
di atas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik
yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
5.
Ketahanan Nasional di Bidang
Hankam
Ketahanan Nasional yang berintikan adanya rasa
aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada
kemampuan sendiri. Melalui hal diatas, diharapkan mampu mengatasi segala ATHG,
baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia.
HUBUNGAN
KOMPONEN STRATEGI ASTAGRATA
Hubungan komponen strategi antargatra dalam
trigatra dan pancagatra, serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal
balik yang erat dan lazim disebut hubungan (korelasi) dan ketergantunga (inter
dependency). Oleh karena itu, hubungan komponen strategi dalai trigatra dan
pancagatra tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensi integral) di dalam
komponen strategi astagatra.
Kunjungi juga:
Geostrategi (Pengertian Geostrategi dan Perkembangan Geostrategi di Indonesia) di [sini]
Geostrategi lanjutan 1 (Pengertian Ketahanan Nasional, Ketahanan Nasional sebagai Wujud Geostrategi, dan Astagatra) di [sini]
Geostrategi lanjutan 2 (Hubungan Geopolitik dan Geostrategi, Peran Indonesia sebagai misi Perdamaian Dunia, Peran IPTEK pada Geostrategi, dan Data Geostrategi Indonesia) di [sini]
KESIMPULAN
Ketahanan nasional merupakan
gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam berbagai aspek
pada saat tertentu.
Sifat-sifat
ketahanan nasional, yaitu manungal, mawas ke dalam, kewibawaan, berubah menurut
waktu, tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan, percaya diri
sendiri, dan tidak tergantung pada pihak lain.
Komponen
strategi astagatra, yaitu Tri Gatra (gatra bersifat alamiah), dan Panca Gatra
(gatra bersifat kehidupan sosial).
Data
dan fakta mengenai geostrategi terjadi dalam segala bidang, yaitu ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
DAFTAR PUSTAKA
Rohman. 2016. Modul Pendidikan Kewarganegaraan. Bandar Lampung: STKIP PGRI Bandar
Lampung
https://muhlashala.wordpress.com/mata-kuliah-kewarganegaraan/
http://chaerunisai-engineering.blogspot.com/2010/09/geostrategi-indonesia.html
Nah,
sahabat MME. Itulah pembahasan dan postingan kali ini. Semoga bermanfaat. (Note: Boleh copas tapi
tolong lampirkan website saya sesuai
dengan ketentuan daftar pustaka yang
berlaku, ya! Jadilah pembaca dan
pengunjung yang cerdas!)
Oh
ya, sahabat MME. Saya ingatkan lagi ya. Rekam jejak Anda dengan meninggalkan “komentar” di
kolom komentar, boleh berupa kritik, saran, pesan, maupun kesan Anda terhadap
postingan kali ini. Jangan lupa untuk berbagi atau “share” jika postingan saya dirasa bermanfaat. Terima kasih atas
kunjungannya.
Salam
Santun.
Temukan informasi, materi pembelajaran, maupun
pembahasan-pembahasan dalam postingan saya di https://bjaseda-kita.blogspot.com/ atau https://mmeaddres1922.blogspot.com/.
Bengkulu
Selatan, 29 Februari 2020
Komentar
Posting Komentar