Model, Strategi, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Matematika
Salam
Santun.
Semangat
Pagi!!! Hay, sahabat MME. Jumpa lagi dengan postingan saya di website/blog atau https://mmeaddres1922.blogspot.com/.
Sebelumnya
penulis berterima kasih atas kunjungannya ke blog saya. Rekam jejak Anda dengan
meninggalkan “komentar” di kolom komentar, boleh berupa kritik, saran, pesan, maupun
kesan Anda terhadap postingan kali ini.
Silahkan mencari informasi ataupun inovasi
di blog ini. Jangan lupa untuk berbagi atau “share” jika postingan saya dirasa bermanfaat.
Ok,
sahabat MME. Kali ini saya akan sedikit membahas tentang
Selamat membaca!
MODEL,
STRATEGI, PENDEKATAN, DAN METODE
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang
dewasa dengan segala kemampuannya mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya
dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal
yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas.
Salah satu yang paling penting adalah performance guru
di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga
tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru
harus menerapkan model, strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Agar
kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan kondusif sesuai yang diinginkan.
A.
Model Pengajaran
Matematika
Model
pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Sebagai
guru kita harus mampu melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan
model pembelajaran yang tepat, mampu memilihnya secara tepat, mengembangkan dan
menerapkanya dalam proses pembelajaran.
Beberapa
model pembelajaran Matematika:
1.
Pembelajaran Klasik
Pembelajaran klasik adalah model
pembelajaran yang biasa kita dijumpai di sekolah-sekolah dengan proses pembelajaran
masih dengan cara lama.
Ciri-cirinya, sebagai berikut:
a.
Guru
mengajar sejumlah siswa antara 30 sampai 40 orang siswa.
b. Para siswa memiliki
kemampuan minimum.
c.
Siswa
dapat dikatakan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan yang relative sama.
d. Kesukaran guru untuk
memperhatikan kecepatan belajar, kesulitan belajar, dan minat belajar pada
siswa.
e.
Guru
menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada siswanya
berdasarkan informasi kemampuan siswa secara umum.
f.
Guru
sangat mendominasi untuk menentukan kegiatan pembelajaran.
Kekurangan
dari model pembelajaran klasik itu adalah tidak dapat melayani kebutuhan
belajar siswa secara individu.
2.
Pembelajaran Individu
Pembelajaran
individu merupakan model yang menggunakan pembelajaran individual.
Ciri-cirinya,
sebagai berikut:
a. Siswa belajar sesuai kecepatan masing-masing
b. Siswa belajar secara tuntas
c. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran
khusus yang jelas
d. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan system nilai mutlak.
3.
Cooperative Learning dalam Matematika
Cooperative
learning adalah pembelajaran dimana para siswa diberi kesempatan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah
secara bersama dengan cara berdiskusi. Siswa juga bisa menentukan strategi
pemecahanya dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang
telah dapat diselesaikan.
Cooperative
learning dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain atau
temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Adanya tugas kelompok dapat memacu untuk
bekerja sama dalam mengipertasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan
pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya.
Hal
yang perlu dipenuhi dalam Cooperative Learning, yaitu:
a. Siswa yang tergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa
dirinya adalah bagian dari tim dan memiliki tujuan yang sama.
b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi
adalah masalah kelompok. Berhasil atau
tidaknya suatu kelompok adalah tanggung jawab kelompok.
c. Mencapai hasil yang maksimum dengan cara berbicara satu sama
lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya.
4.
Pengajaran Teman Sebaya sebagai Sumber Belajar
Dedi
Supriyadi (1985, h.36) mengemukakan, bahwa : “Tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu sisawa yang
mengelami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang
prestasinya lebih tinggi”.
B.
Strategi Pembelajaran Matematika
Pengertian
strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (Matematika) adalah siasat atau
kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan
pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya
yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal.
Agar
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat
memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai
model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan.
1.
Komponen dalam Strategi Pembelajaran
Dick
and Carey mengatakan bahwa ada lima
komponen strategi pembelajaran, yaitu:
a. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan
Pembuka diperlukan dengan tujuan agar
siswa tertarik untuk focus dalam pembelajaran. Misalnya: memberikan motivasi
kepada siswa, membuat siswa fokus pada pelajaran, mengetahui kemampuan siswa
sebelum pembelajaran dimulai (pre-test tertulis maupun lisan).
b. Penyampaian informasi
Strategi pembelajaran merupakan
rangkaian prosedur yang memiliki tujuan tertentu untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Tujuan guru dalam membuat strategi pembelajaran adalah
menyampaikan informasi (berupa materi) kepada siswa dengan langkah-langkah
tertentu sehingga dapat mengembangkan keterampilan siswa baik dari aspek
kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor.
c. Partisipasi siswa
Strategi pembelajaran harus dibuat
untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam membuat
suatu strategi pembelajaran, harus bisa mengajak siswa untuk berpartisipasi di
dalamnya (proses belajar mengajar). Contoh: strategi pembelajaran mendorong
siswa untuk aktif di kelas seperti dalam hal bertanya, menjawab, berpendapat
dan lain sebagainya.
d. Tes
Tes merupakan cara untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan atau keterampilan siswa, oleh karena itu tes harus ada
dalam strategi pembelajaran agar guru dapat mengevaluasi proses belajar
mengajar yang telah dilakukannya. Contoh: quiz, ulangan harian, UTS, UAS.
e. Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan diperlukan dalam
strategi pembelajaran untuk membantu siswa lebih memahami lagi materi yang
disamapaikan. Contoh: pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah, rangkuman dari
serangkaian proses pembelajaran dan lain sebagainya.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan
diterapkan dalam pembelajaran, yaitu:
a. Kompetensi yang akan
dicapai
Pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang diharapkan bisa dimiliki siswa setelah melalui kegiatan
belajar mengajar. Dengan kata lain kompetensi ini merupakan tujuan dari
kegiatan belajar mengajar yang akan kita laksanakan.
b. Karakteristik Siswa
Sebelum berperang dengan musuh maka
kenalilah dulu musuh itu. Begitu juga dalam pemilihan strategi pembelajaran
sangat perlu bagi kita untuk mengetahui atau mengenali terlebih dahulu watak
atau cara berfikir siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar informasi yang
akan disajikan atau diberikan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan mudah
dipahami.
c. Media pembelajaran
Segala sesuatu yang ada di sekitar
kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran
merupakan perantara antara Guru dengan siswa.
d. Keefektifan
Pemilihan strategi pembelajaran perlu
mempertimbangkan langkah-langkah mana yang efektif untuk diterapkan dalam
kegiatan belajar mengajar. Langkah yang efektif dan praktis berfungsi untuk
menyingkat waktu namun tujuan pembelajaran tetap tercapai.
2.
Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran
Dasar
penggunaan strategi pembelajaran, yaitu:
a. Berorientasi pada
tujuan
Segala kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru dan siswa harus diupayakan untuk mencapai tujuan tepatnya untuk
mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
b. Aktivitas
Strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Individualitas
Strategi pembelajaran ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan atau pengetahuan setiap individu siswa.
d. Integritas
Strategi pembelajaran haruslah dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif.
3.
Jenis-jenis Strategi
Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran
Langsung
Model
pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah
adalah model pengajaran langsung (direct intruction).
b. Strategi Pembelajaran
Diskusi
Diskusi
kelas adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok dimana setiap
kelompok mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan topik yang
diberikan guru di kelas.
c. Strategi Pembelajaran
Kooperatif
Diterapkan
dengan memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan bersama dengan kelompok
masing-masing sehingga dalam memecahkan suatu masalah pada suatu kelompok,
setiap individu akan berpartisipasi dan dalat saling melengkapi mengenai materi
yang diajarkan. Kemudian antara kelompok satu dengan kelompok yang lain
menyampaikan informasi yang akan didapat dalam suatu penyelesaian masalah.
Dalam strategi ini guru berperan sebagai moderator dari setiap kelompok dan
memberikan panduan mengenai jalannya kerja kelompok.
C.
Pendekatan
Pembelajaran Matematika
Pendekatan
pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran agar konsep yang disajikan beradaptasi dengan siswa.
Erman
Suherman (2003) mengemukakan empat jenis pendekatan, yakni:
1.
Pendekatan
Kontruktivisme
Para siswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang berada dalam diri mereka.
Mereka akan berbagi strategi dan penyelesaian, debat dengan siswa lainnya,
berpikir secara kritis tentang cara terbaik untuk menyelesaikan masalah.
2.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Ketika proses pembelajaran di kelas
berlangsung, guru terlebih dahulu menghadapkan siswa
pada sebuah masalah, dan menugaskan siswa untuk mencari solusi yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, hingga akhirnya siswa memperoleh
pengetahuan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
3.
Pendekatan Open-Ended
Pendekatan ini hampir mirip dengan
pendekatan pemecahan masalah, hanya saja dalam pendekatan ini siswa dihadapkan
pada suatu permasalahan yang sifatnya terbuka, dalam artian memungkinkan adanya
banyak alternatif jawaban. Sehingga dari jawaban-jawaban tersebut, siswa
diarahkan untuk memahami konsep atau pengetahuan yang harus dimiliki.
4.
Pendekatan Realistik
Siswa diberikan permasalahan yang bersifat realistik, yang berarti
permasalahan-permasalahan yang bisa dipecahkan oleh siswa berdasarkan daya
nalarnya sendiri.
D.
Metode Pembelajaran
Matematika
Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Macam-macam
metode pembelajaran, yaitu:
1.
Metode Ceramah
Ceramah
merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada
sejumlah pendengar di suatu ruangan. Pada metode ini guru lebih mendominasi
dalam kegiatan belajar mengajar.
Kelebihan:
a. Dapat menampung kelas
besar
b. Konsep yang disajikan
secara hierarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa
c. Guru dapat memberi
tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat digunakan
sebaik mungkin
d. Isi silabus dapat
diselesaikan denagn lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak
adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat
dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah
Kekurangan:
a. Pelajaran berjalan
membosankan dan murid-murid menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk
menemukan sendiri konsep yang dijabarkan
b. Kepadatan
konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan
yang diajarakan
c. Pengetahuan yang
diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan
d. Ceramah menyebabkan
belajar murid menjadi “belajar menghafal” (rote
learning) yang tidak mengakibatkan timbulnya perhatian
Metode
ini diperlukan, jika:
a. Bertujuan untuk
memberikan informasi
b. Materi yang disajikan
belum ada dalam sumber-sumber yang lain
c. Materi sajian telah
disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya
d. Materinya menarik
atau dibuat manarik
e. Setelah ceramah
selesai diadakan cara lain untuk pengendapan agar lebih lama diingat
Metode
ini tidak dipakai, jika:
a. Tujuan
instruksionalnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi misalnya agar murid
kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi
b. Diperlukan ingatan
yang tahan lama
c. Diperlukan
partisipasi aktif dari murid untuk mencapai tujuan instrulsional
d. Kemampuan kelas
rendah
2.
Metode Ekspositori
Siswa
lebih aktif dari metode ceramah. Murid
tidak hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga diminta membuat soal dan
bertanya kalau tidak dimengerti. Guru memeriksa pekerjaan murid.
3.
Metode Demonstrasi
Aktivitas murid lebih banyak dilibatkan
sehingga dominasi guru lebih berkurang. Ciri metode demonstrasi adanya
penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan membuktikan teorema dan
menurunkan rumus. Sedangkan yang berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya
pemakaian sepasang segitiga untuk memggambar dua garis sejajar dan tegak lurus.
Setelah demonstrasi selesai, hendaknya disusul kegiatan diskusi.
4.
Metode Driil dan
Metode Latihan
Kemampuan
mengingat fakta-fakta dasar hitungan tergantung pada ingatan. Cepat mengingat,
kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain bersifat lisan merupakan
hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan ini merupakan tujuan dari metode
drill.
Tujuan
metode drill adalah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta matematika.
Sedangkan latihan diperlukan agra siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang
pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.
5.
Metode Tanya Jawab
Siswa
menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Karena
pertanyaan-pertanyaan dari guru harus mereka jawab.
Tindakan
yang harus dilakukan untuk menghindari sikap guru yang tidak menyenangkan:
a. Menghargai jawaban,
pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya.
b. Menerima jawaban
siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan.
c. Merangsang siswa
untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan,
mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di depan kelas
atau papan tulis atau memperlihatkan hasil karyanya.
d. Mengajukan pertanyaan
kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan.
e. Bertindak atau
bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja.
f. Mengajukan pertanyaan
yang tinggi tarafnya.
6.
Metode Penemuan
Dalam
belajarnya siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. Melaksanakan
pengajaran dengan metode penemuan harus memperhatikan siswa yang cerdas dan
yang kurang kecerdasannya. Bagi yang cerdas hendaknya diberikan tugas yang lain
agar tidak bosan menunggu hasil temannya.
Kelebihan:
a. Siswa lebih aktif
dalam kegiatan belajar
b. Siswa memahami benar
bahan pelajaran
c. Menemukan sendiri
menimbulkan rasa puas
d. Siswa akan lebih
mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
e. Melatih siswa untuk
lebih banyak belajar sendiri
Kekurangan:
a. Metode banyak menyita
waktu dan tidak menjamin siswa tetap semangat mencari penemuan-penemuan
b. Tidak tiap guru
mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan
c. Tidak semua anak
mampu melakukan penemuan
d. Metode ini tidak
dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topic
e. Guru yang banyak
Kelas akan sangat merepotkan guru dalam memberikan bimbingan
7.
Metode Inkuiri
Metode
inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan.
Mengajar inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok dan cara
sendiri-sendiri. Tujuan mengajar inkuiri adalah agar siswa tahu dan metode
ilmiah dengan inkuiri dan mampu mentrasfer ke dalam situasi lain.
8.
Metode Permainan
Permainan
matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang
tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuannya dapat
menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif.
Permainan
matematika dapat meningkatkan kemampuan, penanaman konsep, pemahaman dan
pemantapannya, meningkatkan kemampuna menemukan dan memecahakn masalah.
Metode
permainan memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik
atau subtopik, perincian kegiatan belajar mengajar.
Kelemahan:
a. Tidak semua topik
dapat disajikan melalui permainan
b. Memerlukan banyak
waktu
c. Penentuan kalah
menang dapat berdampak negative
d. Mengganggu ketenangan
belajar di kelas lain
9.
Metode Pemberian
Tugas
Metode
ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari
murid. Cara guru menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan
kesukaran. Maksud pemberian tugas soal-soal pekerjaan rumah adalah agar murid
terampil menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajran yang
diberikan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Nah,
sahabat MME. Itulah pembahasan dan postingan kali ini. Semoga
bermanfaat. (Note: Boleh
copas tapi tolong lampirkan website saya
sesuai dengan ketentuan daftar pustaka
yang berlaku, ya! Jadilah pembaca dan
pengunjung yang cerdas!)
Oh
ya, sahabat MME. Saya ingatkan lagi ya. Rekam jejak Anda dengan meninggalkan
“komentar” di kolom komentar, boleh berupa kritik, saran, pesan, maupun kesan
Anda terhadap postingan kali ini. Jangan lupa untuk berbagi atau “share” jika postingan saya dirasa
bermanfaat.
Terima kasih atas kunjungannya.
Salam
Santun.
Temukan informasi, materi pembelajaran, maupun
pembahasan-pembahasan dalam postingan saya di https://bjaseda-kita.blogspot.com/ atau https://mmeaddres1922.blogspot.com/.
Bengkulu
Selatan, 27 Februari 2020
Komentar
Posting Komentar